Pendidikan agama dan etika berperan penting memberikan pengarahan kepada generasi muda. Bimbingan tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara, sebagai hamba makhluk ciptaan Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan sebagai makhluk sosial.
Generasi muda yang dominan saat ini adalah generasi milenial dan gen Z, sangat penting untuk ditumbuhkan rasa beragama, mempunyai rasa malu, dan moralitas. Semua hal ini, terkikis oleh zaman dan gaya hidup modern yang individualisme, yang diadopsi sebagian besar generasi muda saat ini.
Rasa beragama merupakan kesadaran beragama yang perlu ditanamkan dalam benakuda. Keyakinan beragama seolah dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari.
Tujuan pemisahan agama untuk menghancurkan sendi-sendi moralitas dan spiritualitas dalam generasi muda. Agama dijauhkan agar tidak ada perisai yang melindungi generasi muda.
Saatnya menjalankan agama menjadi kebiasaan sehari-hari yang disadari. Bukan kewajiban semata tanpa ada ruh yang mendasarinya melakukan kewajiban tersebut.
Pendidikan agama dan etika sangat penting diajarkan kepada generasi muda. Generasi yang tumbuh saat ini dalam perkembangan digital. Generasi milenial, gen Z dan gen alpha menjadi generasi pilihan agar memiliki rasa beragama.
Agama merupakan perihal privasi individu yang sensitif untuk dipublikasikan. Akan tetapi, agama penting sekali sebagai pencerahan hidup bagi generasi muda.
Generasi muda menjadi target menerima berbagai macam pendidikan karena merekalah penerus bangsa ini untuk memimpin negeri ini. Mereka sebagai agen perubahan dan agen pembangunan harus memiliki pondasi akhlak yang baik dan karakter yang kuat.
Pendidikan agama dan etika penting karena sebagai pembentuk karakter generasi muda, sebagai sarana penanaman nilai-nilai kebaikan, sebagai tameng pedoman menghadapi ujian hidup, agar bijak memanfaatkan teknologi dan mampu membina interaksi sosial yang harmonis.
1. Pentingnya Agama dan Etika Sebagai Pembentuk Karakter.
Pentingnya agama dan etika dalam membentuk kepribadian individu, mampu memberikan kontribusi yang besar bagi negara. Pembentukan karakter yang kuat dan berakhlak baik menjadi pondasi dalam bertindak.
Perilaku seseorang yang berkepribadian yang baik dan buruk akan terlihat dari cara bersikapnya. Kepribadian baik dan buruk tergantung bagaimana pendidikan bisa merasuk ke dalam jiwanya dan mengubahnya.
Karakter yang kuat dan baik akan dimiliki oleh mereka yang memiliki jiwa mulia. Jiwa ini akan semakin terpancar manakala agama dan etika berkontribusi memberikan andil dalam pembentukan karakternya.
Melansir dari Indonesia baik, pendidikan karakter oleh Ki Hajar Dewantara.memiliki empat nilai yaitu olah hati (etika), olah pikir (literasi), olah karsa (estetika), dan olahraga (kinestetik).
Dari keempat nilai di atas kemudian mengkristalisasi menjadi lima nilai utama karakter, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Inilah pendidikan karakter yang wajib dimiliki para generasi muda Indonesia.
2. Pentingnya Agama dan Etika Sebagai Penanaman Nilai-nilai.
Penanaman nilai-nilai agama, etika dan moral merupakan bagian dari pendidikan untuk mencerahkan para generasi muda. Pendidikan memberikan mereka kewajiban dan tanggung jawab.
Nilai-nilai empati, menghormati orang lain, menghargai, toleransi, kejujuran, integritas dan semua nilai tentang kebaikan bermanfaat dalam hidup bermasyarakat. Semua nilai ini akan lebih kuat jika disandingkan dengan nilai agama.
Nilai agama menjadi pengendali setiap keburukan yang akan muncul. Korupsi, penyalahgunaan narkoba, penyalahgunaan jabatan, aksi kekerasan dan berbagai kerusakan bisa teredam jika agama menjadi nilai penting dalam tiap kepala individu.
3. Pentingnya Agama dan Etika untuk Tameng dari Ujian Hidup.Â
Ujian hidup semakin banyak. Tekanan hidup semakin melonjak. Saat jiwa rapuh bergejolak, tiada bisa berteriak karena semua ikut terdesak.
Agama hadir untuk mengajak kepada ketenangan hidup. Agama mengokohkan jiwa individu untuk tetap tenang menghadapi segala kebuntuan dan ujian kehidupan.
Agama sebagai tameng menghadapi gempuran ujian dan musibah. Agar jiwa tidak lelah dan berputus asa, nilai-nilai religius individu mengantarkan seseorang pada ketenangan hidup.
4. Bijak dalam Memanfaatkan Teknologi.Â
Teknologi yang berkembang dengan pesat perlu diiringi dengan moralitas yang meningkat. Tanggung jawab secara moral akan membantu individu menggunakan teknologi secara bijak.
Pendidikan agama dan etika memegang peran penting bagi generasi muda dalam mengonsumsi konten media yang positif. Dengan iman dan moral yang dimiliki, generasi muda bisa menghindarkan diri dari konten negatif, seperti konten pornografi, konten aksi kekerasan dan yang lainnya.
5. Membina Interaksi Sosial yang Harmonis.
Pendidikan agama dan etika membentuk perilaku dan karakter generasi muda agar memahami pentingnya menjaga adab dalam pergaulan. Pergaulan dengan sesama manusia atau dengan makhluk hidup lainnya membutuhkan adab yang baik.
Adab yang baik akan membantu individu untuk menghormati dan menghargai orang lain. Adab ini bisa membantu mengurangi perselisihan yang mungkin terjadi dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
Untuk menciptakan interaksi sosial yang harmonis, dibutuhkan kesadaran semua pihak untuk saling membantu, bekerja sama dan tidak egois. Tolok ukur keberhasilan pembangunan suatu bangsa terletak pada kepribadian generasi muda.
Generasi muda yang unggul akan memiliki budi pekerti yang baik, sikap religius dan integritas yang tinggi. Pendidikan agama dan etika menjadi kunci pembentukan kepribadian generasi muda. Generasi muda wajib diperhatikan dan dipupuk jiwanya dalam rasa beragama.
Rasa beragama merupakan kesadaran dalam menjalankan agama. Kesadaran beragama generasi muda akan terwujud dalam kesehariannya menerapkan ajaran agama, salah satunya adalah menjalankan sholat 5 waktu bagi muslimin.
Menjalankan agama perlu dipupuk sejak kecil agar menjadi kebiasaan yang baik. Para remaja pun perlu penanganan lebih serius dalam menanamkan agama dan etika yang baik.
Sebagai penutup, sebuah hadits dari Rasulullah yang diriwayatkan Imam Bukhari bisa kita ambil hikmahnya bersama.
“Barangsiapa yang berusaha menjaga kehormatan diri, maka Allah akan menjaga kehormatan dirinya, barangsiapa yang berusaha untuk sabar maka Allah akan memberikan kesabaran kepadanya, barang siapa merasa cukup, maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya, dan tidak ada karunia yang diberikan kepada kalian yang lebih baik dan lebih luas dibanding kesabaran.” (Penggalan dari hadits Abu Sa’id al Khudri radhiyallahu ‘anhu, HR. Al Bukhari no 6105)